Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Konsep Dasar Docker: Docker Images, Docker Containers, dan Dockerfile

 


Docker adalah platform open-source yang memungkinkan pengembang dan administrator sistem untuk membangun, mengemas, dan menjalankan aplikasi di lingkungan yang terisolasi yang disebut sebagai container. Dalam artikel ini, kita akan membahas konsep dasar Docker, yaitu Docker Images, Docker Containers, dan Dockerfile.

Docker Images

Docker Images adalah template yang terdiri dari sistem operasi beserta perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi. Image ini berisi semua yang diperlukan untuk membuat sebuah instance (contoh) dari sebuah container Docker. Secara sederhana, Docker Image dapat dianggap sebagai snapshot dari sebuah container yang siap untuk dijalankan.



Docker Images bersifat read-only (hanya bisa dibaca) dan tidak dapat diubah setelah dibuat. Ketika Anda menjalankan container Docker dari sebuah image, Docker akan membuat sebuah layer file sistem yang bersifat read-write (bisa ditulis) yang dapat diubah secara independen dari image aslinya. Ini memungkinkan pengguna untuk membuat beberapa instance dari sebuah image, dengan setiap instance memiliki layer file sistem yang berbeda.

Docker Containers

Docker Container adalah instance yang berjalan dari sebuah Docker Image. Container ini berisi semua yang diperlukan untuk menjalankan sebuah aplikasi, termasuk sistem operasi, perangkat lunak, dan dependensi aplikasi. Anda dapat membayangkan container sebagai lingkungan terisolasi yang berjalan di dalam sistem operasi host.



Container Docker bersifat portabel dan dapat dengan mudah dipindahkan dari satu host ke host lainnya. Container ini juga ringan, karena mereka berbagi kernel host dengan container lainnya, sehingga tidak perlu menjalankan sistem operasi terpisah untuk setiap container.

Perbedaan Docker Container dengan Virtual Machine Biasa

  1. Virtual Machines (VMs) adalah replika lengkap dari sebuah sistem operasi yang berjalan di atas sistem operasi host. VMs memerlukan hypervisor untuk mengelola dan menjalankan beberapa VMs pada satu mesin fisik. Setiap VM memiliki sumber daya seperti CPU, memori, dan ruang penyimpanan yang terpisah dan teralokasi secara eksklusif.
    Docker Container, di sisi lain, adalah proyek open-source yang memungkinkan pengemasan dan menjalankan aplikasi dalam lingkungan terisolasi yang disebut container. Container menggunakan kernel sistem operasi host dan berbagi sumber daya dengan container lainnya. Mereka berjalan dalam ruang pengguna yang terisolasi dan menggunakan lapisan abstraksi yang disebut Docker Engine untuk menjalankan aplikasi.
  2. VMs lebih berat dan memerlukan lebih banyak sumber daya daripada Docker Container. Setiap VM perlu menjalankan sistem operasi yang terpisah dan menggunakan memori dan CPU yang signifikan untuk menjalankan aplikasi di dalamnya.
    Docker Container lebih ringan dan lebih efisien karena mereka berbagi kernel sistem operasi host dan hanya memerlukan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi di dalam container. Container dapat dimulai dalam hitungan detik dan menggunakan sedikit memori.
  3. VMs memiliki isolasi yang lebih kuat antara aplikasi yang berjalan di dalamnya. Mereka menyediakan lingkungan yang benar-benar terpisah, dengan sistem operasi yang berbeda, dan memerlukan upaya yang lebih sedikit untuk mengelola konfigurasi dan dependensi.
    Docker Container juga menyediakan isolasi, tetapi mereka menggunakan kernel host yang sama. Namun, Docker menyediakan fitur-fitur tambahan seperti pengelolaan resource yang canggih, pengemasan aplikasi yang mudah, dan skalabilitas yang lebih baik.
  4. VMs lebih cocok untuk menjalankan aplikasi yang memerlukan lingkungan operasi yang lengkap dan terisolasi, seperti aplikasi dengan dependensi yang kompleks atau aplikasi yang memerlukan sistem operasi yang berbeda.
    Docker Container lebih cocok untuk pengembangan dan pengiriman aplikasi yang bersifat portabel dan scalable. Mereka memungkinkan pengembang untuk mengemas aplikasi dan dependensinya ke dalam container yang dapat dijalankan di berbagai lingkungan, baik itu pengembangan lokal, pengujian, atau produksi.
Dalam kesimpulannya, Docker Container dan Virtual Machines memiliki perbedaan dalam hal sumber daya yang digunakan, isolasi, dan penggunaan kasus yang cocok. VMs lebih berat dan lebih terisolasi, sementara Docker Container lebih ringan, lebih efisien, dan lebih portabel.

Dockerfile

Dockerfile adalah file teks yang berisi serangkaian instruksi yang digunakan untuk membangun Docker Image. File ini berfungsi sebagai blueprint untuk membangun image yang konsisten dan dapat direplikasi. Dockerfile dapat berisi perintah-perintah seperti mengunduh dan menginstal perangkat lunak, menyalin file konfigurasi, dan menentukan variabel lingkungan.

Dockerfile digunakan untuk mengotomatiskan proses pembuatan image, sehingga memudahkan dalam pengelolaan dan replikasi image di berbagai lingkungan.

Dalam artikel ini, kita telah membahas konsep dasar Docker, yaitu Docker Images, Docker Containers, dan Dockerfile. Dengan menggunakan Docker, pengembang dan administrator sistem dapat dengan mudah membangun, mengemas, dan menjalankan aplikasi di lingkungan yang terisolasi.

Daftar pustaka:
https://docs.docker.com/

Posting Komentar untuk "Konsep Dasar Docker: Docker Images, Docker Containers, dan Dockerfile"